Sabtu, 03 November 2012

Video Akuntansi


Dalam Analisis Debet/Kredit akan mempelajari :
1. Pengertian Perusahaan Jasa
2. Transaksi Perusahaan Jasa 
3. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
4. Analisis Bukti Pencatatan 



1. Pengertian Perusahaan Jasa 

  Perusahaan jasa merupakan unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud (jasa) dengan maksud meraih keuntungan. Akan tetapi, perusahaan jasa juga membutuhkan produk berwujud dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya. Misalnya, perusahaan angkutan menawarkan jasa transportasi kepada masyarakat. Untuk mendukung usahanya, perusahaan membutuhkan sarana transportasi berupa mobil atau bus.

Dari pengertian di atas, perusahaan jasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Produk yang ditawarkan berupa benda tidak berwujud (jasa). Jasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dilihat, tetapi manfaatnya bisa dirasakan.
b. Perusahaan dan konsumen kesulitan untuk mengukur tingkat harga jasa. Tingkat harga merupakan sesuatu yang bersifat tidak mutlak karena mahal atau tidaknya harga yang ditetapkan perusahaan tergantung tingkat kepuasan konsumen.
c. Produk yang ditawarkan tidak bisa disimpan dalam bentuk persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada perusahaan tempat konsumen membeli jasa.

menurut wikipedia, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Contoh dari bisnis jasa yang perkembangannya cukup pesat adalah:
1. Bisnis jasa: konsultan, keuangan, perbankan
2. Perdagangan jasa: eceran, pemeliharaan dan perbaikan
3. Jasa infrastruktur: komunikasi, transportasi
4. Jasa personal/sosial: restoran, perawatan kesehatan
5. Administrasi umum: pendidikan, pemerintah.

2. Transaksi Perusahaan Jasa

 
Transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi menjadi empat, yaitu pembelian, pengeluaran kas, penjualan, dan penerimaan kas.
a. Pembelian
Transaksi pembelian hanya meliputi pembelian barang dagangan, yaitu barang yang akan dijual kembali kepada pelanggan. Transaksi pembelian ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Beban Angkut Pembelian
Beban angkut pembelian akan menambah nilai pembelian. Pencatatan pengeluaran untuk beban angkut bergantung pada syarat penyerahan barang yang telah disepakati. Syarat penyerahan barang yang biasa digunakan, di antaranya FOB shipping point dan FOB destination point.
a)       Free on Board Shipping Point/FOB Shipping Point
Berdasarkan syarat ini, pihak pembeli menanggung biaya angkut pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.
b)       Free on Board Destination Point/FOB Destination Point
Berdasarkan syarat ini, pihak penjual menanggung beban angkut pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli.
2) Potongan Tunai Pembelian
Potongan tunai pembelian akan mengurangi jumlah pembe lian. Perusahaan akan mendapatkan potongan tunai pembelian pada saat membeli barang dagangan atau barang lainnya secara tunai atau membayar utang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati. 
Misalnya, syarat pembayarannya 3/10, n/60. Angka 3 menunjukkan besarnya potongan (dalam persen), 10 menunjukkan lamanya waktu pembayaran yang mendapatkan potongan sejak tanggal terjadinya transaksi, dan n/60 menunjukkan jangka waktu pelunasan. Dengan demikian, syarat 3/10, n/60 berarti akan mendapat potongan sebesar 3%, jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari atau kurang dari 10 hari sejak terjadinya transaksi dan jangka waktu pelunasannya selama 60 hari.
3) Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Retur pembelian dan pengurangan harga akan mengurangi nilai pembelian barang dagangan. Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga terjadi pada saat barang yang dipesan tidak sesuai dengan pesanan. Jika ada barang yang tidak sesuai dengan
pesanan atau rusak, perusahaan yang membeli dapat mengembalikan barang tersebut kepada penjual. Selanjutnya, transaksi tersebut dicatat dalam akun retur pembelian dan pengurangan harga.
b. Pengeluaran Kas
Jika waktu pembayaran sudah jatuh tempo, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah kas untuk melunasi utang tersebut. Selain itu, perusahaan juga akan mengeluarkan sejumlah kas untuk membeli barang dagangan dan membeli barang atau jasa lain secara tunai.
c. Penjualan
Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Potongan Tunai Penjualan
Potongan tunai penjualan akan mengurangi jumlah penjualan. Perusahaan akan memberikan potongan tunai penjualan pada saat menjual barang dagangan secara tunai dengan syarat-syarat tertentu atau menerima pelunasan piutang dagang sesuai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati.
2) Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga akan mengurangi nilai penjualan. Pengiriman barang dagangan tidak selamanya berjalan dengan baik. Barang dagangan bisa saja mengalami kerusakan dalam perjalanan atau tidak sesuai dengan yang di pesan sehingga mungkin saja pembeli mengembalikan barang yang rusak tersebut dan perusahaan harus menerimanya.
d. Penerimaan Kas
Perusahaan akan menerima sejumlah kas pada saat pelanggan membayar utangnya kepada perusahaan dan menjual barang dagangan atau barang lainnya secara tunai. Perusahaan juga akan menerima kas dari kegiatan lain di luar usaha pokok perusahaan. Misalnya, penerimaan kas dari pendapatan bunga.

3. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa


Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Jasa


Tahap Pengikhtisaran Akuntansi Perusahaan Jasa
Tahap Pelaporan Akuntansi Perusahaan Jasa

  1. Transaksi keuangan
  2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode akuntansi
  3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
  4. Membuat Buku Besar
  5. Membuat Jurnal Penyesuaian
  6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
  7. Membuat Jurnal Penutup
  8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan
siklus-akuntansi



4. Analisis Bukti Pencatatan
Sasaran akuntansi adalah transaksi keuangan. Setiap transaksi keuangan harus didukung dengan bukti transaksi sehingga tidak ada pencatatan akuntansi tanpa bukti transaksi. Bukti suatu transaksi dicatat apabila transaksi yang bersangkutan sudah memenuhi keabsahan formal maupun materil. Keabsahan suatu transaksi dapat diidentifikasi (ditentukan) berdasarkan analisis bukti transaksi
Bukti transaksi suatu perusahaan secara garis besar dibedakan antara bukti intern dan bukti ekstern.
a. Bukti intern
Adalah bukti transaksi yang dibuat dan dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga yang dijadikan sumber dan dokumen pencatatan oleh perusahaan biasanya lembar kedua (copy). Sementara lembar satu (asli) diserahkan kepada pihak luar yang terkait.
b. Bukti ekstern
Adalah bukti transaksi yang diterima perusahaan dari pihak luar yang membuat dan mengeluarkan bukti transaksi yang bersangkutan
Analisis bukti transaksi pada dasarnya meliputi kegiatan sebagai berikut :
  1. Identifikasi (penentuan) keabsahan fisik bukti transaksi, artinya menentukan pihak mana yang mengeluarkan (intern atau ekstern) serta meneliti kebenaran identitas fisik bukti transaksi yang bersangkutan;
  2. Identifikasi transaksi (transaksi apa) dan meneliti apakah transaksi dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan meneliti tanda tangan pihak-pihak yang terkait dengan terjadinya transaksi yang bersangkutan;     .
  3. Menentukan kebenaran penghitungan nilai uang yaitu dengan meneliti penghitungan yang dilakukan dan kebenaran penerapan metode yang digunakan serta peraturan perpajakan yang berlaku (jika transaksi terkait dengan metode dan peraturan perpajakan).
    Bukti transaksi yang telah dinyatakan absah baik secara formal maupun materil menjadi sumber pencatatan akuntansi. Sementara bukti transaksi yang telah dicatat dijadikan sebagai dokumen pencatatan. 

     Adalah bukti transaksi yang diterima perusahaan dari pihak luar yang membuat dan mengeluarkan bukti transaksi yang bersangkutan
    Analisis bukti transaksi pada dasarnya meliputi kegiatan sebagai berikut :
    1. Identifikasi (penentuan) keabsahan fisik bukti transaksi, artinya menentukan pihak mana yang mengeluarkan (intern atau ekstern) serta meneliti kebenaran identitas fisik bukti transaksi yang bersangkutan;
    2. Identifikasi transaksi (transaksi apa) dan meneliti apakah transaksi dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan meneliti tanda tangan pihak-pihak yang terkait dengan terjadinya transaksi yang bersangkutan;     .
    3. Menentukan kebenaran penghitungan nilai uang yaitu dengan meneliti penghitungan yang dilakukan dan kebenaran penerapan metode yang digunakan serta peraturan perpajakan yang berlaku (jika transaksi terkait dengan metode dan peraturan perpajakan).
      Bukti transaksi yang telah dinyatakan absah baik secara formal maupun materil menjadi sumber pencatatan akuntansi. Sementara bukti transaksi yang telah dicatat dijadikan sebagai dokumen pencatatan. 
      Bukti Transaksi meliputi :

      Kuitansi
      Kuitansi adalah bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran sesuatu. Oleh karena itu kuitansi dibuat dan ditandatangani oleh pihak yang menerima uang dan diserahkan kepada pihak yang melakukan pembayaran. Bagi suatu perusahaan, kuitansi yang diterima dari pihak lain merupakan bukti pembayaran (pengeluaran kas) kepada pihak yang bersangkutan. Sementara kuitansi yang diserahkan kepada pihak lain merupakan bukti penerimaan kas (uang) dari pihak yang bersangkutan. Kuitansi harus dibuat sekurang-­kurangnya dalam rangkap 2 (dua). Lembar pertama (lembar asli) harus dibubuhi materai sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku, lembar tersebut untuk diserahkan kepada pihak pembayar. Lembar kedua (copy) digunakan sebagai sumber dan dokumen pencatatan akuntansi.
      Contoh kuitansi :

      Cek
      Salah satu usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pengawasan terhadap kas adalah menyetorkan semua kas (uang tunai atau cek) yang diterima ke bank, disimpan dalam bentuk giro. Dalam hal demikian, perusahaan mempunyai rekening simpanan pada bank yang sewaktu-waktu dapat diambil (ditarik) atau dibayarkan kepada pihak lain dengan menggunakan cek atau bilyet giro.
      Cek pada dasarnya merupakan surat perintah kepada bank dari orang yang menandatanganinya, untuk membayarkan sejumlah uang yang tertulis dalam cek kepada pembawa atau kepada orang yang namanya ditulis dalam cek. Apabila di dalam lembaran cek ditulis nama orang kepada siapa pembayaran harus dilakukan, cek yang bersangkutan hanya bisa diuangkan ke bank oleh orang yang namanya ditulis dalam cek. Tetapi jika di dalam lembaran cek setelah kata kepada       ditulis kata tunai atau cash atau pembawa, cek yang bersangkutan dapat diuangkan ke bank oleh siapa saja.
      Lembaran cek umumnya terdiri atas lembar utama dan struk atau bonggol cek. Lembar utama untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai alat pembayaran, sementara struk cek setelah diisi dengan data yang sarna dengan data pada lembar utama digunakan sebagai bukti tambahan yang disatukan dengan kuitansi bukti pembayaran. Seperti halnya pada kuitansi, penarikan cek dibebani bea materai yang pelaksanaannya langsung dibebankan oleh bank kepada penarik cek (nasabah).
      Di bawah ini contoh cek yang sudah diisi dan ditandatangani oleh penarik. Perhatikan, kepada bank mana cek yang bersangkutan dapat diuangkan, tanggal berapa jatuh tempo cek dan siapa yang dapat menguangkan ke bank

      Bilyet Giro
      Selain penggunaan cek, dalam dunia usaha sering ditemukan penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran. Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening nya ke dalam rekening yang namanya tertulis dalam bilyet giro pada bank yang sama atau pada bank lain. Dengan demikian pihak penerima tidak bisa menguangkan bilyet giro kepada bank yang bersangkutan, tetapi harus menyetorkan kepada bank tempat rekeningnya sebagai tambahan simpanan. Penggunaan bilyet giro dalam lalu lintas pembayaran, dianggap lebih praktis dan memudahkan administrasi pada bank-bank yang bersangkutan.

      Di bawah ini contoh bilyet giro yang digunakan oleh pemegang rekening pada Bank Central Asia :

      Faktur
      Faktur (Invoice) adalah bukti transaksi pembelian atau penjualan barang dengan pembayaran kredit.

      Faktur dibuat oleh pihak penjual dan diserahkan kepada pihak pembeli bersama-sama dengan barang yang dijual. Bagi pihak pembeli, faktur yang diterima dari pihak penjual merupakan faktur pembelian yang digunakan sebagai bukti transaksi pembelian barang. Bagi pihak penjual, faktur yang dikirimkan kepada pihak pembeli merupakan faktur penjualan. Lembar kedua (copy) dari faktur yang bersangkutan digunakan sebagai bukti transaksi penjualan barang.
      Bentuk faktur yang digunakan oleh suatu perusahaan akan berbeda dengan faktur yang digunakan oleh perusahaan lainnya. Walaupun demikian biasanya faktur memuat informasi mengenai nama dan alamat pihak penjual, nomor faktur, nomor pesanan, tanggal pengiriman, nama dan alamat pembeli, syarat pembayaran dan keterangan mengenai barang seperti jenis barang, kuantitas, harga satuan dan jumlah harga.
      Contoh Faktur :



      Nota Kontan
      Nota kontan dipergunakan sebagai bukti transaksi pembelian atau penjualan yang dilakukan secara tunai. Seperti halnya faktur, nota kontan dibuat sekurang-kurangnya dalam dua rangkap. Lembar pertama (asli) diserahkan kepada pembeli, lembar kedua digunakan sebagai sumber dan dokumen pencatatan akuntansi.

      Di bawah ini contoh salah satu bentuk Nota Kontan:


      Nota Kredit/Debet
      Nota Kredit (Credit Memorandum) adalah bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual secara kredit (retur penjualan), atau pengurangan harga faktur karena barang sebagian rusak atau kualitas yang tidak sesuai dengan pesanan. Dalam hal demikian nota kredit dibuat oleh pihak penjual dan dikirimkan kepada pihak pembeli.    _
      Dipandang dari pihak pembeli, barang yang dikembalikan kepada penjual karena rusak atau permohonan pengurangan harga faktur yang disetujui pihak penjual disebut retur pembelian. Apabila bukti transaksi tersebut dibuat oleh pihak pembeli dan dikirimkan kepada penjual, nota yang bersangkutan disebut Nota Debet.

Persamaan Akuntansi akan membahas :

1. Dasar hukum
2. Asas-asas dalam akuntansi
3. Sifat, jenis, dan tujuan laporan keuangan
4. Unsur-unsur dalam neraca dan laporan laba/rugi
5. Kode akun/rekening 
6. Sumber-sumber pencatatan 
7. Menerapkan rumus persamaan akuntansi 
8. Laporan keuangan 
9. Pencatatan transaksi persamaan dasar akuntansi 



1. Dasar Hukum 

Penyelenggaraan pembukuan di Indonesia yang merupakankewajiban bagi suatu perusahaan harus berpedoman pada suatudasar hukum atau kerangka dasar, yang disebut StandarAkuntansi Keuangan (SAK). Kerangka dasar ini merumuskankonsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporankeuangan bagi para pemakai eksternal.Kerangka dasar SAK yang mendasari laporan keuanganantara lain membahas tentang:
1      tujuan laporan keuangan,
2       karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasidalam laporan keuangan,
3       definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yangmembentuk laporan keuangan, dan  konsep modal serta pemeliharaan modal. Adapun tujuan penyusunan kerangka dasar adalah dapatdigunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak berikut ini:
a.       Komite penyusunan SAK dalam pelaksanaan tugasnya.
b.      Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalahakuntansi yang belum diatur dalam SAK.
c.       Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakahlaporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansiyang berlaku umum.
d.      Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan SAK. SAK juga merupakan pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan dan unit-unit ekonomi lainnya
Dasar hukum pelaksanaan akuntansi (pembukuan) bagi perusahaan di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 6 dan Undang-Undang Perpajakan No. 16 Tahun 2000 pasal 28.
1.      
          Pasal 6 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang)
Ayat 1. Setiap orang yang menyelenggarakan suatu perusahaan diwajibkan membuat catatan-catatan dengan cara demikian sehingga sewaktu-waktu dari catatan itu dapat diketahui segala hak dan kewajibannya.
Ayat 2. Dari tahun ke tahun, dalam waktu enam bulan yang pertama dari tiap-tiap tahunnya ia diwajibkan menandatangani sendiri sebuah neraca yang tersusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu.
Ayat 3. la diwajibkan menyimpan selama tiga puluh tahun untuk bukubuku dan dokumen sumber yang bersangkutan. Dan ia pun diharuskan menyimpan surat-surat kawat dan surat-surat lain selama sepuluh tahun.
2.    
           Pasal 7 KUHD
Hakim bebas untuk kepentingan masing-masing akan memberikan kekuatan bukti sedemikian rupa kepada pemegang buku setiap pengusaha, sebagaimana menurut pendapatnya dalam tiap-tiap kejadian harus diberikannya.
3.     
          Pasal 12 KUHD
Tiada seorang dapat dipaksa akan memperlihatkan buku-bukunya, melainkan untuk keperluan mereka yang langsung berkepentingan terhadap buku-buku itu sebagai waris, sebagai yang berkepentingan dalam suatu perusahaan, sebagai pesero, sebagai perangkat seorang pengurus atau wakil, dan akhirnya pun dalam hal kepailitan.
Peraturan pokok yang mengatur pembukuan tercantum dalam KUHD pasal 6 yang berbunyi: Mewajibkan pada setiap orang yang menjalankan perusahaan untuk mengadakan catatan-catatan mengenai keadaan kekayaan perusahaan dan mengenai semua hal tentang perusahaannya sedemikian rupa sehingga setiap saat dapat diketahui hak dan kewajibannya.
Selain itu, kewajiban pelaksanaan pembukuan bagi perusahaan di Indonesia diatur dalam UU Perpajakan No. 16 Tahun 2000 pasal 28 yang di antaranya mengatur ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
      Orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia harus mengadakan pembukuan yang dapat menyajikan keterangan-keterangan yang cukup untuk menghitung penghasilan kena pajak atau harga perolehan dan penyerahan barang atas jasa guna penghitungan jumlah pajak terutang berdasarkan ketentuan-ketentuan perundang-undangan perpajakan.
         Bagi wajib pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan dibebaskan dari kewajiban untuk mengadakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya harus menyelenggarakan pencatatan untuk dijadikan dasar pengenaan pajak terutang.
3      Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memerhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
4      Pembukuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri atas catatan yang dikerjakan secara teratur tentang keadaan kas dan bank daftar utang piutang dan daftar persediaan barang dan pada setiap tahun pajak berakhir wajib pajak harus menutup pembukuannya dengan membuat neraca dan perhitungan rugi/laba berdasarkan prinsip pembukuan yang taat asas (konsisten) dengan tahun sebelumnya.
5      Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
6      Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak harus disimpan selama 10 tahun.
Dari pembahasan pada bab 6 kita telah mengetahui, bahwa tahap terakhir dari proses akuntansi adalah tahap penyusunan laporan keuangan yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca dan laporan arus kas.

2. Asas-asas dalam Akuntansi 

  Berikut adalah asas-asas yang akan kita pelajari :
1. Asas Basis Akrual (accrual basic) dan dasar tunai (cash basic).
2. Asas Kesatuan Usaha (unit entity, separates entity).
3. Asas Kesinambungan.
4. Asas perbandingan pengeluaran dengan pendapatan.
5. Prinsip harga perolehan.

1. Asas Basis Akrual dan Dasar Tunai 
Accrual basic merupakan pembukuan transaksi akuntansi diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi. Dasar yang dipakai adalah waktu. Artinya, jika secara waktu suatu pendapatan telah terjadi maka akan dicatat sebagai pendapatan meskipun belum diterima secara tunai atas pendapatn tersebut. Demikian pula bila secara waktu beban telah terjadi maka akan diacatat sebagai beban meskipun belum dibayar secara tunai atas beban tersebut. Semisal kita menjual barang dengan kredit, kita mendapatkan pendapatan dicatat dalam bentuk piutang, walaupun belum mendapatkan uang secara tunai dari pihak kedua.
Cash Basic adalah pembukuan transaksi akuntansi diakui dan dicatat setelah menerima atau membayar sesuatu secara tunai. Jadi kalau kita menjual barang secara kredit, maka pembukuan baru terjadi ketika pihak kedua membayar utangnya.

2. Asas Kesatuan Usaha

Konsep kesatuan usaha berarti bahwa transasksi dan kejadian setiap kesatuan usaha, harus terpisah dengan kesatuan usaha yang lain. Jadi tanggung jawab pemilik perusahaan pribadi terpisah dengan tanggung jawab perusahaan. Hutang pribadi pemilik bukan tanggung jawab perusahaan. Selain itu apabila pemilik memiliki lebih dari satu perusahaan maka antarperusahaan memiliki tanggungjawab yang terpisah.

3. Asas kesinambungan


Going Concern adalah kesinambungan , artinya bahwa perusahaann sebagai alat dari badan usaha dalam mencari laba , diasumsikan akan terus berkelanjutan dalam menjalankan usahanya. Jadi perusahaan tidak hanya sekali proses namun terus berproses secara berkesinambungan.

4. Asas perbandingan pengeluaran dengan pendapatan

Dalam standar akuntansi keuangan, pada akhir periode akan dipertemukan (matching) atas pendapatan dengan beban. Dalam aktivitas ini diwujudkan dalam pembuatan laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi, sehingga diketahui laba atau rugi yang diperoleh dalam periode yang bersangkutan.
Nah jika pendapatan lebih tinggi daripada beban maka bisa dikatakan laba. Jika pendapatan lebih rendah daripada beban maka dikatakan rugi.

5. Prinsip harga perolehan

Harga perolehan merupakan seluruh pengorbanan ekonomis yang diukur dengan uang untuk memperoleh suatu barang atau jasa.
Contoh. Jika kita membeli mesin seharga Rp 3.000.000,00 dengan biaya angkut Rp 100.000,00 dan biaya pemasangan Rp 900.000,00. Maka harga perolehan yang dicatat adalah sebesar Rp 3.000.000,00 + Rp 100.000,00 + Rp 900.000,00 = Rp 4.000.000,00.
Dan yang dicatat adalah sebesar harga perolehan.

 3. Sifat, Jenis, dan Tujuan Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akutansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Selain diatas laporan keuangan juga sering mengikut sertakan laporan lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara laporan tersebut adalah laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan arus kas), laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.
Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan keuangan bersifat histories serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi.
Fakta-fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akutansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan histories dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
Prinsip dan kebiasaan di dalam akutansi, data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akutansi yang lazim, di dalam akutansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain : bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada terjadinya peristiwa itu. Jadi jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.
Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akutansi telah diatur oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan tersbut tergantung oleh akuntan atau pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan missal dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi manajement serta berdasar pengalaman masa lalu
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat untuk suatu tujuan dimana tertuang dalam Prinsip akutansi Indonesia 1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akutansi yang dianut perusahaan.

4. Unsur-unsur dalam Neraca dan Laporan Laba/Rugi

 
Ø  Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan, yaitu :
1.       Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan,  yang terdiri dari :
a.  Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang dan persekot biaya.
b. Investasi Jangka Panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi obligasi.
c.   Aktiva Tetap, yaitu aktiva yang memiliki substansi (ujud) fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Contohnya adalah gedung, tanah, kendaraan, mesin dan peralatan.
d.   Aktiva Yang Tidak Terwujud, yaitu aktiva yang tidak memiliki substansi fisik dan biasanya berupa hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya patent, goodwill,royalty, copyright, franchise dan license.
2.       Kewajiban yang merupakan utang perusahaan masa kini, yang terdiri dari :
a. Kewajiban Lancar, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang dagang, utang wesel, utang gaji dan upah, utang pajak, dan utang biaya.
b.  Kewajiban Jangka Panjang, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya utang obligasi, utang hipotik, utang bank atau kredit investasi.
c.   Kewajiban Lain-Lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat dikategorikan ke dalam salah satu macam kewajiban di atas, misalnya utang pada direksi, utang pada pemegang saham.
3.       Ekuitas, yaitu bagian hak pemilik dalam perusahan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada., ekuitas terdiri dari :
a.  Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada)
b. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik , misalnya deviden.
  
Ø  Neraca, memiliki dua bentuk penyajian :
1. Rekening (Skontro)
Pada bentuk ini unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit), sedangkan unsur kewajiban dan ekuitas disajikan pada sisi kanan (kredit)
2.  Laporan (Stafel)
Pada bentuk ini baik aktiva maupun ekuitas disajikan secara urut dari atas ke bawah, yang dimulai dari aktiva , kewajiban dan terakhir ekuitas.
Ø  Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan informasi mengenai potensi (kemampuan) perusahan dalam mengahsilkan laba selama periode tertentu (kinerja). Laporan laba rugi memiliki unsur :
1.      Penghasilan (Income), ada dua macam penghasilan yaitu
a. Pendapatan (revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan barang dagangan, penghasilan jasa (fee), pendapatan bunga, pendapatan deviden, royaltis dan sewa.
b. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin misalnya pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.
2.      Beban (Expense), dapat terdiri dari :
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (yang biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan, aktiva tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dann upah, penyusutan.
b. Kerugian, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena bencana kebakaran , banjir  atau pelepasan aktiva tidak lancar.
Ø  Laba Rugi, memiliki dua bentuk penyajian yaitu :

1.   Single Step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan /aktivitas dikelompokkan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan untuk semua beban dikelaompokkan ke dalam satun kelompok yang disebut beban. Penghasilan bersih (laba) merupakan selisih antara kelompok penghasilan dan total kelompok beban.
2.   Multiple Step
       Pada bentuk ini penghasilan bersih (laba) dihitung secara bertahap sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan demikian, semua penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas, yaitu kegiatan usaha, di luar usaha dan luar biasa.

5. Kode Akun/Rekening


A. PENGERTIAN AKUN

Adalah suatu media untuk mengklasifikasikan dan mencatat penambahan dan pengurangan dari tiap unsur-unsur laporan keuangan.

Bentuk rekening/perkiraan yang paling sederhana adalah rekening/perkiraan "T", dimana sisi kiri adalah Debet dan sisi kanan adalah Kredit. Dasar pencatatan untuk mendebet dan mengkredit adalah persamaan akuntansi dengan tambahan beban dan pendapatan.
B. KODE AKUN
 Dalam akuntansi, kode akun adalah suatu penamaan/penomoran yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan pos atau rekening transaksi. Setiap jenis pos dalam satu sistem akuntansi harus memiliki kode atau nomor yang dapat dikelompokkan dalam 6 jenis kategori, yaitu:
  1. Aset
  2. Liabilitas
  3. Ekuitas
  4. Pendapatan
  5. Harga pokok penjualan
  6. Beban

 C. SIFAT KODE AKUN

Pengkodean akun adalah pemberian simbol tertentu berbentuk angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun yang dimaksudkan. Pemberian kode akun akan memudahkan kita dalam melakukan pencatatan jurnal, dan dalam memudahkan pencarian dan penempatan akun pada kelompoknya masing-masing.

Beberapa sifat yang seharusnya melekat pada kode akun, yaitu:
  1. Unik dan mudah diingat
  2. Sederhana dan singkat
  3. Konsisten
  4. Fleksibel untuk pengembangan

Tujuan Pengkodean Akun adalah untuk :
1.      Mengidentifikasi data akuntansi
2.      Meringkas data
3.      Mengklasifikasikan rekening/ transaksi
4.      Menyampaikan makna tertentu

D.     MACAM-MACAM KODE REKENING

1.      Sistem Numeralia
Adalah cara pemberian nomor kode rekening dengan menggunakan angka/ nomor.  Pemberian nomor sebaiknya urut, agar mudah dimengerti hubungan yang satu dengan lainnya.

Sistem nomeralia terbagi atas :
a. Kode Kelompok 
        Adalah pemberian nomor kode dengan memberikan angka tertentu pada kelompok, golongan dan jenis rekening.   Jika rekening diberi kode 3 angka, maka angka kesatu menunjukkan kelompok, angka kedua menunjukkan golongan dan angka ketiga menunjukkan jenis rekening. 

        Kode kelompok mempunyai sifat-sifat khusus sbb:
a. Posisi masing-masing angka mempunyai arti di mana angka paling kiri adalah kode kelompok dan angka paling kanan kode jenis rekening.
b. Kode kelompok akan terdiri dari angka-angka yang sudah diperkirakan terlebih dahulu.
c. Setiap kode dalam klasifikasi menggunakan jumlah angka yang sama.
d. Jika terjadi penambahan kelompok rekening, dpat dilakukan dengan mengubah angka paling kiri.

 



Contoh nomor kode kelompok :
Kelompok
Nomor kode
Harta
1
Utang
2
Modal
3
Pendapatan
4
Beban
5

Masing-masing kelompok dibagi menjadi beberapa golongan.
Contoh :  Kelompok Harta dibagi menjadi golongan :
Golongan
Nomor kode
Harta lancar
11
Investasi jangka panjang
12
Harga tetap
13
Harta tak berwujud
14
Harta lain-lain
15

Masing – masing golongan dibagi menjadi beberapa jenis rekening.
Contoh pembagian Harta Lancar menjadi rekening :
Jenis rekeneing
Nomor kode
Kas
111
Surat berharga
112
Piutang wesel
113
Piutang dagang
114
Persediaan barang dagangan
115
Beban dibayar di muka
116



       b.Kode Blok
       Adalah cara pemberian nomor rekening dengan cara menyediakan satu blok angka setiap kelompok perkiraan.

Contoh Kode Blok :
Kelompok
Nomor Kode
Harta 
100 – 199
Utang
200 – 299
Modal
300 – 399
Pendapatan   
400 – 499
Beban
500 – 599

Masing – masing kelompok dibagi menjadi beberapa golongan .
Contoh :
Kelompok harta dibagi menjadi beberapa golongan antara lain sebagai berikut :
Golongan
Nomor kode
Harta Lancar
100 – 149

Investasi jangka Panjang
150 – 159
Harta Tetap  
160 – 169
Harta tak berwujud 
170 – 179
Harta Lain – lain
180 – 189

Masing – masing golongan dibagi menjadi beberapa jenis rekening .
Contoh:
Golongan harta lancar dibagi menjadi jenis rekening :
Jenis rekening
Nomor kode
Kas    
110
Piutang
120
Persediaan barang dagangan         
130
Beban dibayar dimuka
140




        2. Sistem Desimal 
          Adalah pemberian nomor kode dengan kode dengan menggunakan dasar angka 10 unit dari 0 sampai 9. Masing – masing angka/ digit menunjukkan kelompok, golongan dan jenis. Rekening dibagi dalam 10 rubrik, tiap rubrik dibagi menjadi 10 golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi 10 jenis rekening, seperti tampak di bawah ini :

Rubrik 0    : Rekening harta tetap dan modal
Rubrik 1    : Rekening keuangan
Rubrik 2    : Rekening Netral
Rubrik 3    : Rekening persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan bahan yang habis dipakai
Rubrik 4    : Rekening jenis – jenis biaya/ beban
Rubrik 5    : Rekening tempat – tempat biaya/ beban
Rubrik 6    : Rekening fabrikasi/ pemikul beban
Rubrik 7    : Rekening Persediaan barang jadi
Rubrik 8    : Rekening Pendapatan
Rubrik 9    : Rekening Rugi/ Laba Umum

Contoh ;
5                                  Beban
50                              Beban Penjualan
501                          Gaji Salesmen
5011                      Gaji Salesmen Produk A

       3. Sistem Mneumonic 
          Adalah pemberian kode rekening dengan menggunakan singkatan huruf awal dari kelompok rekening yang bersangkutan.

Contoh :
Nomor rekening
Kode
Aktiva
A
Aktiva lancar
AL
Kas
AL-K
Aktiva tetap
AT
Peralatan
AT-P
Utang
U
Utang lancar
UL
Utang Dagang
UL-UD
Modal
M
Pendapatan
P




         4. Sistem Kombinasi Angka dan Huruf
           Adalah pemberian kode rekening dengan menggunakan kombinasi huruf dan angka. Huruf paling depan sebagai golongan rekening dan nomor perkiraan dengan angka.

Contoh :
Upah dengan kode “U”
Produksi dengan kode “”9”
Benang Sutra dengan kode “2”
Jadi upah produksi benang sutra dengan kode : “U-9-2”

6. Sumber-sumber Pencatatan 


MACAM-MACAM BUKTI PENCATATAN

A. Bukti Transaksi Intern
Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus dibuat oleh intern dan dibuat untuk intern perusahaan. Yang termasuk bukti intern adalah sebagai berikut.

1. Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau secara tunai.



2. Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran yang lainnya. Untuk lebih memahami, coba Anda perhatikan contoh di bawah ini.

3. Memo
Apa yang dimaksud dengan memo? Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di lingkungan perusahaan. Coba Anda perhatikan contoh di bawah ini!


B. Bukti Transaksi Ekstern

Setelah Anda mempelajari bukti transaksi intern barangkali telah memahaminya, mari kita lanjutkan materi kita yang berhubungan dengan bukti transaksi ekstern. Bukti transaksi ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. Misalnya kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit dan cek.

1. Faktur
Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual faktur yang diterima disebut faktur penjualan. Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan. Lembaran pertama untuk pembeli, lembaran kedua untuk penjual dan lembaran ketiga untuk arsip.
Perhatikan contoh faktur berikut ini:
2. Kuitansi
Yang dimaksud dengan kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang. Untuk lebih memahami, perhatikan contoh di bawah ini
Untuk lebih jelas lagi, coba Anda beli buku kuitansi, biasanya tersedia di toko-toko dan amati dengan sungguh-sungguh. Apabila Anda sudah memahami tentang bukti transaksi yang disebut kuitansi, baiklah kita lanjutkan ke bukti transaksi ekstern lainnya.
   
3. Nota
Apa yang dimaksud dengan nota? Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual.

Setelah Anda mempelajari bukti pencatatan yang disebut nota, kita lanjutkan dengan bentuk yang lainnya yaitu:
4. Nota Debet
Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan karena berbagai hal.

Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena barang yang dibeli dikembalikan, bisa disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan dan penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi.
5. Nota Kredit
Apa yang dimaksud dengan nota kredit? Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya.
6. C e k
Apakah Anda sudah pernah mendengar apa yang dimaksud dengan cek? Dan pernahkah Anda melihat bagaimana bentuknya? Yang dimaksud dengan cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar Bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek tersebut. Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah:
- Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek tersebut.
- Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek tersebut.
.

ANALISIS BUKTI TRANSAKSI
Setelah Anda mempelajari bukti transaksi, kita lanjutkan untuk menganalisa bukti transaksi. Setiap bukti transaksi yang akan dicatat ke dalam jurnal perlu dianalisa atau diteliti terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa transaksi adalah sebagai berikut:
1. Tentukan perkiraan apa saja yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut.
2. Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan terhadap harta, utang, modal, pendapatan dan beban.
3. Tentukan debet/kredit dari akun yang bersangkutan.
4. Tentukan jumlah yang harus di debet atau di kredit.

Dari setiap transaksi akan mempengaruhi paling sedikit dua akun/perkiraan, yaitu perkiraan di debet dan perkiraan di kredit.

7. Menerapkan Rumus Persamaan Akuntansi

Sasaran kegiatan akuntansi adalah transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Perusahaan adalah suatu badan yang menjalankan kegiatan usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Harta pribadi pemilik yang diserahkan sebagai investasi dalam perusahaan, si satu sisi harta bersangkutan menjadi harta perusahaan dan di sisi lain menjadi kewajiban perusahaan untuk pada suatu saat mengembalikan kepada pemilik. Dalam hal perusahaan menerima pinjaman dari pihak lain dalam bentuk uang maupun barang atau jasa, di satu sisi uang atau barang yang diterima menjadi harta perusahaan, di sisi lain menjadi kewajiban perusahaan kepada pihak yang bersangkutan. Dengan demikian jumlah harta perusahaan pada dasarnya sama dengan jumlah kewajibannya.
Bentuk hubungan antara harta (aktiva) dan kewajiban perusahaan seperti tersebut di atas disebut Persamaan Dasar Akuntansi (Accounting Equation).
Perubahan nilai aktiva perusahaan sebagai akibat terjadi transaksi pada dasarnya diibangi dengan perubahan kewajiban perusahaan sehingga persamaan dasar akuntansi tetap seimbang. Hal tersebut digunakan sebagai dasar penerapan sistem pencatatan akuntansi yaitu sistem pencatatan ganda (doble entry system). Artinya catatan perubahan pada suatu aspek akibat terjadinya transaksi harus diimbangi dengancatatan perubahan pada aspek lainnya. Proses akuntansi dituntut senantiasa memelihara keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN – BIAYA
Atau
AKTIVA + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN
 
Rumus Persamaan Akuntansi
AKTIVA = PASIVA
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN –
                   BIAYA
UNSUR-UNSUR PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (HARTA, UTANG DAN MODAL)
  1. Harta (assets) atau disebut juga aktiva adalah harta benda dan hak yang merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan. Sebagai contoh Harta (aktiva) perusahaan: uang tunai (kas), tagihan pada pihak lain (piutang), barang dagangan, gedung dan peralatan, perlengkapan.
  2. Utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi pada saat yang telah ditentukan. Utang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, misalnya menerima pinjaman dari pihak ketiga dalam bentuk uang, barang atau jasa.
  3. Modal (ekuitas) adalah hak pemilik atas harta perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban. Salah satu unsur Modal adalah setoran pemilik sebagai investasi dalam perusahaan yang disebut modal pemilik (Owner’s Equity).

    Pengertian Harta, Utang, Dan Modal
    Harta sering disebut Aktiva, sedangkan Utang dan Modal disebut Pasiva.  Atau bisa dikatakan bahwa Aktiva berisi Harta, sedangkan Pasiva berisi Utang dan Modal.  Aktiva (Harta), Pasiva (Utang + Modal).
    AKTIVA = HARTA
    PASIVA = HUTANG + MODAL

    A. HARTA
    Harta atau aktiva yang didefinisikan sebagai kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai manfaat dimasa yang akan datang.  Maksudnya adalah pengertian dimasa yang akan datang berlaku dari sekarang, dimana perusahaan mulai beroperasi.  Jadi semua yang ada diperusahaan baik yang bersifat materi maupun non materi dan memberikan sesuatu yang bernilai, maka itulah harta.
    B. UTANG
    Utang adalah kewajiban yang harus di laksanakan kepada pihak lain melalui suatu perjanjian yang telah disepakati bersama.
    C. MODAL
    Modal adalah sesuatu baik berupa uang atau bentuk lain yang digunakan untuk mencapai keuntungan melalui proses usaha dan merupakan harta bersih milik perusahaan.
    JENIS-JENIS DARI MASING-MASING KOMPONEN TERSEBUT.
    A. HARTA
    Pembagian Harta :
    1. HARTA BERWUJUD, Dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu : Harta Lancar dan Harta Tetap.
    2. HARTA TIDAK BERUWUJUD, contoh nya :
    1. Hak Patent
    2. Hak Cipta
    3. Lisensi
    4. Franchise
    5. Copy Right
    Harta Lancar adalah : Harta yang dalam penggunaan-nya mudah atau cepat dicairkan menjadi kas.  Atau bisa juga dikatakan bahwa harta lancar adalah harta yang cepat berubah wujud menjadi bentuk lain.
    Contoh :
    1. Kas Tunai/Kas Bank
    2. Piutang Usaha/Piutang dagang
    3. Surat-surat berharga
    4. Wesel Tagih
    5. Persediaan barang dagang
    6. Sewa dibayar dimuka
    7. Asuransi dibayar dimuka
    8. Perlengkapan
    Harta Tetap adalah : Harta yang mempunyai manfaat yang relatif panjang (tidak habis dipakai dalam satu periode) dan mempunyai nilai yang besar.
    Contoh :
    1. Tanah
    2. Gedung
    3. Kendaraan
    4. Alat-alat kantor
    5. Mesin
    B. HUTANG
    Hutang terbagi 2, yaitu :
    Hutang Lancar : Hutang yang jatuh tempo pembayaran-nya kurang dari 1 periode akuntansi.
    Contoh :
    1. Hutang Usaha/dagang
    2. Hutang Wesel
    3. Gaji yang akan dibayar
    4. Hutang pajak
    5. Pendapatan diterima dimuka
    Hutang Jangka Panjang adalah : Hutang yang jatuh tempo pembayaran-nya lebih dari 1 periode akuntansi.
    Contoh :
    1. Hutang Obligasi
    2. Hutang Hipotik
    C. MODAL
    Contoh modal seperti:
    1. Modal pribadi
    2. Modal saham yang terjual
    3. Laba ditahan

    8. Laporan Keuangan 

     
    A. TUJUAN
    Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.
    Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

    B. LAPORAN KEUANGAN
    Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :

    1. Laporan Laba Rugi
          yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

    2. Laporan Perubahan Modal
          yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.

    3. Neraca
          yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.

    4. Laporan Arus Kas

          yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan Arus Kas akan dibahas dalam bab tersendiri.

      9. Pencatatan Transaksi Persamaan Dasar Akuntansi

      Transaksi keuangan yang terjadi pada dasarnya mengakibatkan perubahan pada posisi keuangan kerusahaan, tetapi tidak akan mempengaruhi keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Di atas telah disebutkan bahwa dalam akuntansi suatu transaksi dicatat menurut sistem pencatatan ganda yang artinya transaksi dicatat pada dua aspek pengaruhnya. Catatan perubahan pada aspek yang satu diimbangi dengan catatan perubahan pada aspek yang lain. Oleh karena itu catatan perubahan pada unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas tidak mempengaruhi keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
      Sebagai contoh transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan bengkel Surya Motor selama bulan Januari 2005 sebagai berikut:
      Transaksi 1 (T1)
      Perusahaan menerima uang tunai dari Surya sebagai pemilik sebesar Rp 50.000.000,00 sebagai setoran modal
      Analisa Transaksi
      Bagi perusahaan aktiva bertambah sebesar Rp 50.000.000,00 dan mengakibatkan timbulnya hak Surya atas aktiva perusahaan dalam bentuk investasi sebesar Rp 50.000.000,00. Perubahan ini akan tampak pada persamaan dasar akuntansi:
      buka ini
      Transaksi 2 (T2)
      Surya Motor membeli peralatan secara kredit seharga Rp 30.000.000,00
      Analisa Transaksi
      Di satu sisi mengakibatkan penambahan aktiva dalam bentuk peralatan bengkel, di sisi lain mengakibatkan timbulnya utang sebesar Rp 30.000.000,00. Perubahan ini akan tampak pada persamaan dasar akuntansi:

      Transaksi 3 (T3)
      Surya Motor membeli perlengkapan bengkel seperti mur, baud dan pelumas seharga Rp 2.000.000,00 dibayar tunai
      Analisa Transaksi
      Di satu sisi aktiva bertambah berupa perlengkapan seharga Rp 2.000.000,00, di sisi lain aktiva  kas berkurang sebesar Rp 2.000.000,00.  Perubahan ini akan tampak pada persamaan dasar akuntansi:

      Transaksi 4 (T4)
      Untuk pekerjaan yang telah diselesaikan, Surya Motor menerima pembayaran Rp 8.000.000,00
      Analisa Transaksi
      Transaksi tersebut mengakibatkan penambahan aktiva kas sebesar Rp 8.000.000,00  dan bertambahnya penghasilan mengakibatkan modal Surya bertambah Rp 8.000.000,00. Dalam persamaan dasar akuntansi tampak sebagai berikut:

      Transaksi 5 (T5)
      Surya Motor menyerahkan pekerjaan yang telah selesai seharga Rp 1.000.000,00. diterima pembayaran Rp 600.000,00 dan sisanya akan dibayar kemudian.
      Analisa Transaksi
      Transaksi di atas mengakibatkan bertambahnya kas sebesar Rp 600.000,00 dan timbulnya tagihan sebesar Rp 400.000,00. Di sisi lain bertambahnya penghasilan mengakibatkan penambahan ekuitas. Dalam persamaan dasar akuntansi tampak sebagai berikut:
      Transaksi 6 (T6)
      Pada bulan Surya Motor membayar beban gaji pegawai sebesar Rp 3.000.000,00 dan beban sewa Rp 1.000.000,00.
      Analisa Transaksi
      Transaksi di atas mengakibatkan kas berkurang sebesar Rp 4.000.000,00 dan  pembayaran beban mengakibatkan berkurangnya modal Surya.
      Dalam persamaan dasar akuntansi tampak sebagai berikut:
      Transaksi 7 (T7)
      Surya Motor menyerahkan cek sebesar Rp 15.000.000 untuk membayar sebagian utangnya atas pembelian peralatan.
      Analisa Transaksi
      Pengaruh transaksi di atas mengakibatkan aktiva kas berkurang dan utang juga berkurang masing-masing sebesar Rp 15.000.000. Dalam persamaan dasar akuntansi tampak sebagai berikut:
      Transaksi 8 (T8)
      Pada akhir bulan Januari 2005 diadakan pemeriksaan dan penghitungan terhadap sisa perlengkapan bengkel. Terdapat sisa perlengkapan bengkel seharga Rp 1.200.000,00.
      Analisa Transaksi
      Saldo perlengkapan pada persamaan dasar akuntansi di atas sebesar Rp 2.000.000,00. Dengan demikian perlengkapan yang habis dipakai sebesar Rp 2.000.000,00 – Rp 1.200.000 = Rp 800.000,00. Pengaruh dalam persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:
      Transaksi 9 (T9)
      Surya mengambil uang tunai dari kas Surya Motor sebesar Rp 1.000.000,00 untuk keperluan pribadinya.
      Analisa Transaksi
      Pengambilan aktiva perusahaan untuk keperluan pribadi pemilik disebut prive pemilik (drawing). Pengaruh transaksi tersebut mengakibatkan pengurangan terhadap aktiva kas dan modal masing-masing sebesar Rp 1.000.000,00. dalam persamaan akuntansi tampak sebagai berikut: