Minggu, 14 Oktober 2012

Akutansi sebagai sistem informasi akan membahas tentang :

1. Pengertian akuntansi 
2. Kualitas informasi akuntansi
3. Proses kegiatan akuntansi
4. Kegunaan informasi akuntansi
5. Macam-macam bidang spesialis akuntansi
6. Etika profesi akuntan 

1. Pengertian Akuntansi 

Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli 

Pengertian akuntansi adalah bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.Tapi ada beberapa Pengertian yang berbeda dari tap ahli berikut petikkannya:

Menurut American Accounting Association ( AAA ). Akuntansi itu merupakan :
“Proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “.

Definisi akuntansi menurut Arnold:
Definisi akuntansi dipandang sebagai suatu sistem untuk menyediakan informasi (terutama keuangan) kepada siapa saja yang harus membuat keputusan dan mengendalikan penerapan keputusan tersebut.

Definisi akuntansi menurut C. West Churman:
sebagai pengalaman tertulis yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Definisi akuntansi menurut Widjaya Tunggal:
“Akuntansi sering kali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan (language of business) yang berguna untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi ini merupakan data yang disajikan/diperoleh perusahaan yang bersifat keuangan dan dinyatakan dalam istilah-istilah moneter.

2. Kualitas Informasi Akuntansi 

 A. Dapat dipaham
        Laporan keuangan haruslah jelas dan mudah untuk di mengerti. Dengan begitu laporan keuangan dapatlah digunakan dan bermanfaat, data itu dapat di jadi kan sumber informasi, yang akan di gunakan untuk mengambil sebuah keputusan dalam melakukan rencana ke depan.
     Namun demikian, syarat kemudahan untuk di pahami ini tidah di haruskan menghilangkan informasi yang komplesi/sulit di pahami. Informasi yang komplek/sulit dipahami haruslah tetap di tampilkan dengan suatu cara tertentu agar mudah di pahami.
 
B. Relevan
      Agar bermanfaat, informasi haruslah relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan, yang artinya dapat mempengaruhi keputusan ekomomi, pemakai dapat membantu mereka dalam mengevakuasi masa lalu, masa kini, atau pun masa kedepannya dan menegaskan/mengkoreksi hasil evakuasi mereka di masa lalu.
 
C. Metarealitas
       Informasi di pandang material kalau kelalaiyan untuk mencantumkan kesalahan dalam mencatatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang akan di keluarkan.
 
D. Keadaan
     Agar bermanfaat, informasi haruslah andal yang berarti bebas dalam pengertian yang menyesatkan, seperti kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur.
 
E. Penyajian  jujur
      Agar dapat di andalkan, informasi haruslah di sajikan dengan cara yang sejujur-jujurnya serta peristiwa lainnya, contoh seperti naraca haruslah di tulis secara jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada ganggal laporan.
 
F. Substansi mengungguli bentuk
      Dalam melihat suatu transaksi tertentu yang diutamakan adalah substansi dari transaksi atau peristiwa itu pun sendiri.
      Transaksi serta peristiwa tersebut perlu di catat dan di sajikan sesuain dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan banya dalam bentuk hukum itu sendiri.
 
G. Netralitas/Netral
      Informasi haruslah diarahkan pada kebutuhan pemakai dan tudah kergantung pada kebutuhan sendiri atau terhadap keinginan pihat tertentu.
       Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang henya menguntungkan beberapa pihak, dan sementara itu akan merugikan pihak lain, yang memiliki kepentingan lain.
 
H. Kepentingan sehat
      Pembuatan leporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidak pastian peristiwa, seperti ketertagihan piutang yang diragukan
      Kepastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan kalimat serta tingkatan dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam menyusun laporan.
 
 I. Kelengkapan
        Informasi dalam laporan keuangan haruslah lengkap dalam materialitas dan imbang, kesengajaan untuk tidak mengungkapkan informasi yang sebenarnya akan mengakibatkan informasi yang ada tidak benar.
 
 J. Dapat dibandingkan
       Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan [erusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan, pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan untuk perusahaan untuk mengetahua posisi keuangan dan kinerja keuangan itu sendiri..

3. Proses Kegiatan Akuntansi 

    Kegiatan akuntansi meliputi proses pencatatan, pengelompokkan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. 

     Proses pencatatan dan pengelompokkan transaksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan. 

     Proses pelaporan dan penganalisisan data dilakukan dalam satu periode waktu. 

    Kegiatan akuntansi memiliki peran penting dalam menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, informasi akuntansi harus disajikan dalam bentuk laporan secara akurat dan tepat waktu sehingga berguna bagi pemakai informasi akuntansi.

4. Kegunaan Informasi Akuntansi

  Kegunaan Informasi Akuntansi bagi Pemakai Informasi

1. Pemakai intern
Pemakai intern merupakan pihak yang mengelola kegiatan usaha, yaitu pimpinan perusahaan. Pimpinan merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan. Dengan menggunakan informasi akuntansi, pimpinan melakukan perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan pengevaluasian kinerja perusahaan.

2. Pemakai ekstern
Pemakai ekstern yang memakai informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
 
a. Pemilik perusahaan (investor). 
       Pemilik merupakan pihak yang menyetorkan modal untuk kegiatan usaha. Pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
 
b. Kreditor. 
     Kreditor merupakan pihak yang memberikan pinjaman kepada perusahaan sebagai tambahan modal. Informasi akuntansi diperlukan kreditor sebagai dasar untuk memberikan pinjaman.
 
c. Pemerintah. 
     Pemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk menetapkan besar pajak yang ditanggung perusahaan. Pajak perusahaan digunakan untuk melaksanakan pembangunan.
 
d. Karyawan. 
      Karyawan adalah sumber daya manusia yang berperan memajukan kinerja perusahaan. Dengan laporan keuangan, karyawan bisa mengetahui kemampuan perusahaan dalam memberikan upah, dana pensiun, dan kesempatan kerja.
 
e. Masyarakat. 
     Perusahaan yang berkembang turut andil dalam perekonomian nasional, seperti penyediaan lapangan kerja dan manfaat sosial lainnya. Kemampuan perusahaan terhadap dua hal tersebut bisa diketahui melalui laporan keuangan.

5. Macaam-macam Bidang Spesialisasi Akuntansi

      Akuntansi Keuangan (financial accounting)
     Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelapporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Oleh karena pihak-pihak di luar perusahaan yang mempunyai banyak kepentingan, maka laporan yang dihasilkan bersifat serba guna (general purpose). Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan laporan keuangan untuk pihak-pihak ini adalah aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Aturan-aturan itu disebut prinsip-prinsip akuntansi. Adalah merupakan kewajiban perusahaan untuk mengikuti prinsip-prinsip tersebut dalam menyusun laporan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
  1.      Akuntansi Pemeriksaan (auditing).  Bidang ini berhubungan dengan pemeriksaan secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama dari dilakukannya pemeriksaan adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan. Konsep yang mendasari akuntansi pemeriksaan adalah obyektivitas dan independensi dari pemeriksa. Di samping itu kerahasiaan serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup dan relevan juga merupakan konsep dasar yang dianut dalam pemeriksaan. Pengumpulan bukti-bukti pemeriksaan yang cukup dan relevan tadi dilakukan melalui pengujian terhadap catatan-catatan akuntansi dan prosedur-prosedur pemeriksaan lainnya. Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan tunduk pada norma-norma pemeriksaan dan kode etik akuntan. Pemeriksaan akuntansi merupakan jasa utama yang diberikan oleh akuntan publik. Di samping akuntan publik, perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki pegawai yang bekerja sebagai akuntan intern atau pemeriksa intern (internal auditor). Salah satu tugas utama dari pemeriksa intern adalah menentukan sampai sejauh mana tiap-tiap bagian dalam perusahaan telah mematuhi kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
  2.      Akuntansi Manajemen (management accounting). Akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan informasi untuk kepentinngan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan dalam manajemen dalam banyak hal berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Kegunaan akuntansi manajemen dalam pengambilan kepputusan dapat dilihat , misalnya dalam hal penetapan harga jual, metode produksi, investasi dan pembelanjaan. Dalam menghasilkan informasi yang diperlukan, akuntansi manajemen tidak membatasi diri pada data historis saja, ada kalanya digunakan data yang baru terjadi dan bahkan data taksiran di masa datang. Di samping itu, akuntansi manajemen dalam memecahkan masalah-masalahnya kadang memerlukan bantuan disiplin ilmu yang lain, misalnya teori organisasi, ilmu perilaku (behavirol sciences) dan teori informasi.
  3.     Akuntansi Biaya (cost accounting). Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya, terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Tetapi perhatian yang makin meningkat mulai diberikan atas biaya distribusi. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisa data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi manajemen sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk membuat rencana di masa mendatang.
  4.     Akuntansi perpajakan (tax accounting). Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh undang-undang. Oleh karena setiap perusahaan akan selalu berurusan dengan masalah perpajakan, maka seorang akuntan perlu mengetahui konsep, metode dan cara pelaporan untuk perpajakan tersebut. Di samping itu peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan usaha yang akan dilakukan perusahaan. Dalam menghadapi masalah pajak, akuntan dapat berperan dalam hal perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan administrasi perpajakan, misalnya mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), atau mewakili perusahaan di hadapan kantor pajak. Tugas akuntan dalam perencanaan pajak di antaranya adalah memberi nasehat tentang bagaimana meminimalisir pengaruh pajak, apabila secara hukum dimungkinkan. Nasehat-nasehat tersebut di antaranya adalah pemilihan bentuk badan usaha, metode akuntansi yang diterapkan dan cara menangani suatu transaksi.
  5.     Sistem Informasi (information system). Bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun non keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kepada pemegang saham, kreditur, badan-badan pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai dan pihak-pihak lain. Sistem yang dirancang dengan baik akan memungkinkan pimpinan perusahaan mengidentifikasikan masalah dan menelaahnya sehingga masalah tersebut dapat ditangani.Beberapa aspek dari suatu sistem adalah harus dapat menghasilkan informasi pada waktu yang tepat, dalam bentuk yang bermanfaat dan pada tingkat akurasi yang wajar, dan pada tingkat biaya yang layak. Tugas seorang akuntan dalam bidang ini dapat meliputi perancangan, pelaksanaan dan evaluasi suatu sistem dalam perusahaan.
  6.      Penganggaran (budgeting). Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisa dan pengotrolannya. Anggaran adalah sarana untuk menjabarkan tujuan perusahaan, berisi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di masa datang serta nilai uang yang terlibat di dalamnya. Apabila rencana ini dibandingkan dengan realisasinya, maka ia dapat merupakan alat kontrol di dalam perusahaan.
  7.     Akuntansi Pemerintahan (governmental acounting). Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di dalam pemerintah, menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan (business aspect) dari administrasi keuangan negara. Di samping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas pengeluara melalui anggaran negara. Termasuk di dalamnya adalah kesesuaian dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

6. Etika Profesi Akuntan 

 
1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.

4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.

8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.